Selasa, 21 Desember 2010

Makalah Menulis Paragraf

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menulis sebuah karangan atau cerita tentunya selalu dijumpai susunan dari banyak kata yang membentuk kalimat. Kalimat-kalimat tersebut harus dihubungkan lagi sehingga terbentuk sebuah paragraf. Menyusun paragraf berarti menyampaikan suatu gagasan atau pendapat tertentu yang harus disertai alasan ataupun bukti tertentu.
Menyusun suatu paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah ide pokok yang akan dikemukakan harus jelas, semua kalimat yang mendukung paragraf itu secara bersama-sama mendukung satu ide, terdapat kekompakan hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lain yang membentuk alinea, dan kalimat harus tersusun secara efektif (kalimat disusun dengan menggunakan kalimat efektif sesuai ide bisa disampaikan dengan tepat).
Oleh karena itu, untuk lebih memahami bagaimana menyusun sebuah paragraf yang benar dan mengetahui berbagai macam jenis paragraf, maka makalah ini disusun agar bisa menambah pengetahuan para pembaca tentang penggunaan paragraf yang baik.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memberikan beberapa pemikiran tentang
Menulis Paragraf dalam Bahasa Indonesia, diantaranya :
1. Mendeskripsikan tentang Paragraf.
2. Menjelaskan syarat-syarat terbentuknya Paragraf.
3. Menjelaskan mengenai pembagian Paragraf.
4. Menjelaskan struktur dari sebah Paragraf.
5. Menjelaskan pengembangan dari Paragraf.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diambil rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa definisi dari paragraf ?
2. Apa saja syarat terbentuknya sebuah paragraf yang baik ?
3. Apa saja jenis paragraf ?
4. Apa saja struktur paragraf ?
5. Bagaimana pengembangan paragraf ?

D. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini dengan bebepara metode, yaitu:
1. Kepustakaan
2. Browsing

BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Paragraf
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagsan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan, sering kita temukan bahwa suatu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat. Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satu pun dari kalimat-kalimat itu yang memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.

B.Syarat-syarat paragraf
Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.

a)Kesatuan Paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf.

b)Kepaduan Paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan ( kata-kata ) pengait antarkalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicaran.

C.Pembagian Paragraf
•Menurut Jenisnya
Dalam sebuah karangan ( komposisi ) biasanya terdapat tiga macam perangkat jika dilihat dari segi jenisnya.
1. Paragraf Pembuka
Paragraf ini merupakan atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraannya yang akan menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini ialah dengan mengutip pernyataan yang memberikan rangsangan pada para orang terkemuka atau orang yang terkenal.

2. Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab itu. Paragraf ini megembangkan pokok pembicaraan yang di rancang. Dengan kata lain, paragraf pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu, satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis. Paragrat itu dapat dikembangkan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentatif yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.

3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.

•Menurut Letak Kalimat Utamanya
1.Paragraf deduktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh 1
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.

Contoh 2
Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Oleh sebab itu, Indonesia kaya akan hasil laut, antara lain ikan dan mutiara. Selain itu, Indonesia juga kaya akan objek wisata maritim.

2.Paragraf Induktif

Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topic
Contoh 1
Sepanjang hari hujan turun dengan lebatnya. Air sungai mulai meluap. Di mana-mana terjadi banjir bahkan banyak pohon yang roboh dan tumbang. Rupanya musim hujan sudah mulai tiba.

•Menurut Teknik Pemaparannya
Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi dalam 4 macam, yaitu:
1.Paragraf Deskriptif
Paragraf Deskriftif disebut juga paragraf melukiskan. Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat didepan mata. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap dengan pancaindera.
Contoh :
Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada disana. Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap dan berderet-deret. Disamping kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Di samping kiri ada pula ber jenis-jenis buah-buahan. Pada bagian belakang kita dapat menemukan berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua dan tiga.

2.Paragraf Ekspositoris
Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronologis atau keruangan.
Contoh :
Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual 300 meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari pasar tersebut.

3.Paragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam paragraf ekspositoris. Paragraf argumentatif disebut juga paragraf persuasif. Paragraf ini besifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suat hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
Contoh:
Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, adalah ckup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua. Di Indonesia yang mengagetkan, lebih dari 60% pesawat yang beropesasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman di naiki.

4.Paragraf Naratif
Paragraf naratif biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.
Contoh:
Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang berteman dengan Syairul. Bahkan ayah mengatakan bahwa aku akan diantar dan di jemput ke sekolah. Itu semua gara-gara Slamet yang telah memperkenalkan aku dengan Siti.
(Sikumbang, 1981:1-42 dan Parera, 1983:3-24)

D. Struktur Paragraf
Struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Dengan kata lain, apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik. Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus saling mendukung, saling menunjang, kait-berkait satu dengan yang lainnya.
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan pengarang. Pengarang meletakkan inti maksud pembicaraannya pada kalimat topik.
Kerena topik paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat topik merupakan kalimat utama dalam paragraf itu. Karena setiap paragraf hanya mempunyai sebuah topik, paragraf itu tentu hanya mempunyai satu kalimat utama.
Kalimat utama bersifat umum. Ukuran keumuman sebuah kalimat terbatas pada paragraf itu saja. Adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap umum akan berubah menjadi kalimat yang khusus apabaila paragraf itu diperluas.

E. Pengembangan paragraf
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Dengan demikian, dalam karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus hemat menempatkan kalimat topik. Satu paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik.
Contoh di bawah ini memperlihatkan perbedaan paragraf yang tidak hemat dan paragraf yang hemat akan kalimat topik. Paragraf yang hemat ini mengandung tiga buah kalimat topik.
Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal memperoleh sebuah seruling buatan Morgan. Pertengahan bulan Juli Morgan Menghentikan pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang memesan seruling buatannya. Memang dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen tiup kelas dunia.
Perhatikan paragraf berikut yang merupakan hasil pengembangan kalimat-kalimat diatas.
Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal memperoleh sebuah seruling buatan Morgan. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh beberapa penggemar seruling Eropa. Hal ini terjadi setelah Morgan mengungumkan bahwa pemesanan serulingnya ditutup.
Pada pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan pemesanan seruling karena terlau banyak yang memesan seruling buatannya. Jika seruling dibuat terus-menerus, Morgan harus bekerja selama 14 tahun guna memenuhu pesanan tersebut. Seruling buatan Morgan sangat berperan pada musik di dunia Eropa sejak tahun 1950
Dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen tiup kelas dunia. Beberapa ahli lainnya adalah Hans Caolsma ( Utrech ), Mortin Skovroneck ( Bremen ), Fredrick van Huene ( Amerika Serikat ), Klaus Scheele ( Jerman ), serta Shigchoru Yamaoka dan Kuito Kinoshito ( Jepang ).
Kalau kita amati, ternyata paragraf0paragraf yang terakhir lebih “berbicara“ dari pada paragraf sebelumnya, yang mengandung tiga buah kalimat topik. Paragraf terakhir hemat akan kalimat topik, tetapi kreatif dengan kalimat-kalimat penjelas.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas adalah :
1.Yang dimaksud dengan paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagsan atau topik tersebut.
2.Agar terbentuk suatu paragraf yang baik maka harus memenuhi dua syarat dan syarat itu adalah kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
3.Paragraf terbagi menjad beberpa macam yaitu
a.paragraf menurut jenisnya yang terdiri dari paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan paragraf penutup.
b.Pragraf menurut letak kalimatnya terdiri dari paragraf deduktif dan paragraf induktif.
c.Paragraf menurut teknik pemaparannya terdiri dari paragraf deskriptif, paragraf ekspositoris,paragraf argumentatif, dan paragraf naratif.
4.Struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus saling mendukung, saling menunjang, kait-berkait satu dengan yang lainnya.

3.2 Saran
Hendaknya kita dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis paragraf, kita dapat megekspresikan gagasan dalam bentuk paragraf dengan tepat sehingga tidak terjadi kesalahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar